Friday 17 December 2010

TUGAS PRODUKTIF SEGERA DIKUMPULKAN

1. X ANALIS KIMIA
    Mengumpulkan Data Tentang Pengenalan Alat Gelas dan K3 perorang tidak ada yang sama
    Kirimkan lewan Email zellbytea@gmail.com
2. XI ANALIS KIMIA

    Mengumpulkan Data tentang
    1. alat pemadam api
    2. pengolahan limbah padat non B-3
    Kirimkan lewat Email zellbytea@gmail.com
3. XI ANALIS KIMIA
    1. Softwere CD Widows 7  + Data Elektroplating dikirim Via Email ke zellbytea@gmail.com
    2 Softwere CD Widows XP Profesional  + Data Biogas Via Email ke zellbytea@gmail.com
    3 Softwere CD Widows XP Black  + Data Peralatan Gelas Via Email ke zellbytea@gmail.com
    4 Softwere CD Widows XP Vista  + Data  Elektrokimia Via Email ke zellbytea@gmail.com

    5 Softwere CD Office 2007  + Data Pemadam Api Via Email ke zellbytea@gmail.com

    6 Softwere CD Corel DrawCS + Data K3 Via Email ke zellbytea@gmail.com

    7 Softwere CD Photoshof CS  + Data Gravimetri Via Email ke zellbytea@gmail.com

 1 sd 7 hanya dua Orang yang boleh sama

 contoh Absen 01. Tugas no 1

Semua Tugas Dikumpulkan Maximal Hari Senin 20 Desember 2010




1. X OTOMOTIF ( Mencari Data Konsep Mol )
2. XI OTOMOTIF ( Mencari Data Larutan )
3 XII OTOMOTIF ( Mencari Data Hubungan benkel dengan Bahan Kimia )
Kirim Via Email ke zellbytea@gmail.com
 

INFORMASI

DAFTAR PANITIA PRA UJIAN NASIONAL
SMK ANALIS KIMIA YPPT MAJALENGKA
TAHUN 2010-2011

NO
NAMA
JABATAN
SASARAN TUGAS
1

2

3

4

5

6

7

SIROJUDDIN M.Pd

Drs ENTIS SUTISNA

Ir ZAENAL ARIPIN

AANG KURMINASARI A.Ma

RONI YUSMAN R ST

YUDI WAHYUDIN

YAYAN TARYANA
Penanggungjawab

Ketua

Sekretaris

Bedahara

Anggota

Anggota

Anggota
Penanggungjawab dalam kegiatan

Membuat Program Kegiatan

Membuat jadwal dan mengatur Proses Kegiatan
Membuat Anggaran membukukan dan melaporkan
Membantu Persiapan dan Pelaksanaan Kegaitan Pra UAN
Membantu Persiapan dan Pelaksanaan Kegaitan Pra UAN
Menyiapkan tempat Pra Unas dan Kebersihan




Majalengka  16 Desember 2010
Kepala Sekolah




H SIROJUDDIN  M.Pd
Pembina Tk I
NIP 19590712 198403 1 010





































JADWAL PENGAWAS
PRA UJIAN NASIONAL
SMK ANALIS KIMIA YPPT MAJALENGKA

NO
HARI TANGGAL
WAKTU
RUANG
MATA PELAJARAN
01
02
03
04
1.



2.


3.
SENIN
20 DESEMBER 2010

SELASA
21 DESEMBER 2010

RABU
22 DESEMBER 2010


BAHASA INDONESIA
08.00 – 10.00

MATEMATIKA
08.00 – 10.00

BAHASA INGGRIS
08.00 – 10.00
01
02

03
04

05
06

07
08

09
10

01
02

03
04

05
06

07
08
09
10

01
02

03
04

PENGAWAS :

01.              UPIT DEWITASARI S.Pd
02.              ELLY SAADATULAELY S.Ag
03.              YUSRI ROHMATIKA S.Pd
04.              R FAJAR HANDARU S.S
05.              AGIL MANDA HUTOMO S.Pd
06.              DB SETIABUDHI S.Pd
07.              NANA SUHANA S.Pd
08.              DRS SARJONO SOEROSO
09.              JAJANG NURJAIMAN S.Pd I
10.              HARIS EKA PRIATNA S.Pd


Majalengka  16 Desember 2010
Kepala Sekolah




H SIROJUDDIN  M.Pd
Pembina Tk I
NIP 19590712 198403 1 010

BAHAN KIMIA PENJERNIH AIR


BAHAN KIMIA PENJERNIH AIR (KOAGULAN).

Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel di dalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positip yang digunakan untuk mendestabilisasi muatan negatip partikel. Dalam pengolahan air sering dipakai garam dari Aluminium, Al (III) atau garam besi (II) dan besi (III).
Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air adalah seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
NAMA
FORMULA
BENTUK
REAKSI DENGAN AIR
pH OPTIMUM
Aluminium sulfat,
Alum sulfat, Alum, Salum
Al2(SO4)3.xH2O
x = 14,16,18
Bongkah, bubuk
Asam
6,0 – 7,8
Sodium aluminat
NaAlO2 atau
Na2Al2O4
Bubuk
Basa
6,0 – 7,8
Polyaluminium
Chloride, PAC
Aln(OH)mCl3n-m
Cairan, bubuk
Asam
6,0 – 7,8
Ferri sulfat
Fe2(SO4)3.9H2O
Kristal halus
Asam
4 – 9
Ferri klorida
FeCl3.6H2O
Bongkah, cairan
Asam
4 – 9
Ferro sulfat
FeSO4.7H2O
Kristal halus
Asam
> 8,5
Tabel. Jenis Koagulan
Zat Koagulan terhidrolisa yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan air minum adalah garam besi (ion Fe3+ ) atau Aluminium (ion Al3+ ) yang terdapat didalam bentuk yang berbeda-beda seperti tercantum di atas dan bentuk lainnya seperti :
1.             AlCl3
2.             Aluminium klorida dan sulfat yang bersifat basa/alkalis
3.             Senyawa kompleks dari zat-zat tersebut diatas.
Riview……………………………………………………………………………………………………….!!! @_pararaja.
Alum/Tawas
Tawas/Alum adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O atau 14 H2O atau 18 H2O umumnya yang digunakan adalah 18 H2O. Semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi umumnya tidak stabil. Pada pH < 7 terbentuk Al ( OH )2+, Al ( OH )2 4+,  Al2 ( OH )2 4+. Pada pH > 7 terbentuk Al ( OH )-4. Flok –flok Al ( OH )3 mengendap berwarna putih.
Gugus utama dalam proses koagulasi adalah senyawa aluminat yang optimum pada pH netral. Apabila pH tinggi atau boleh dikatakan kekurangan dosis maka air akan nampak seperti air baku karena gugus aluminat tidak terbentuk secara sempurna. Akan tetapi apabila pH rendah atau boleh dikata kelebihan dosis maka air akan tampak keputih – putihan karena terlalu banyak konsentrasi alum yang cenderung berwarna putih. Dalam cartesian terbentuk hubungan parabola terbuka, sehingga memerlukan dosis yang tepat dalam proses penjernihan air.  Reaksi alum dalam larutan dapat dituliskan.:
   Al2S04 +  6 H2O   —–à  Al ( OH )3 + 6 H+ + SO42-
Reaksi ini menyebabkan pembebasan ion H+ dengan kadar yang tinggi ditambah oleh adanya ion alumunium. Ion Alumunium bersifat amfoter sehingga bergantung pada suasana lingkungan yang mempengaruhinya. Karena suasananya asam maka alumunium akan juga bersifat asam sehingga pH larutan menjadi turun.
Jika zat-zat ini dilarutkan dalam air, akan terjadi disosiasi garam menjadi kation logam dan anion. Ion logam akan menjadi lapisan dalam larutan dengan konsentrasi lebih rendah dari pada molekul air, hal ini disebabkan oleh muatan posistif yang kuat pada permukaan ion logam (hidratasi) dengan membentuk molekul heksaquo (yaitu 6 molekul air yang digabung berdekatan) atau disebut dengan logam (H2O)63+ , seperti [Al.(H2O)6]3+ .
Ion seperti ini hanya stabil pada media yang sedikit asam , untuk aluminium pada pH < 4, untuk Fe pada pH < 2.
Jika pH meningkat ada proton yang akan lepas dari ion logam yang terikat tadi dan bereaksi sebagai asam.
Sebelum digunakan satu hal yang harus disiapkan yaitu larutan koagulan. Di dalam larutan, koagulan harus lebih efektif, bila berada pada bentuk trivalen     (valensi 3) seperti Fe3+ atau Al3+, menghasilkan pH < 1,5. Bila larutan alum ditambahkan ke dalam air yang akan diolah terjadi reaksi sebagai berikut :
Reaksi hidrolisa : Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+   ….1)
Jika alkalinitas dalam air cukup, maka terjadi reaksi :
Jika ada CO32− : CO32− + H+ HCO3+ H2O ………..2)
Atau dengan HCO3: HCO3+ H+ CO2 + H2O ……3)
Dari reaksi di atas menyebabkan pH air turun.
Kelarutan Al(OH)3 sangant rendah, jadi pengendapan akan terjadi dalam bentuk flok. Bentuk endapan lainnya adalah Al2O3. nH2O seperti ditunjukkan reaksi :
2Al3+ + (n+3)H2O Al2O3.nH2O + 6H+
Ion H+ bereaksi dengan alkalinitas.
Reaksi-reaksi hidrolisa yang tercantum di atas merupakan persamaan reaksi hidrolisa secara keseluruhan. Reaksi 1) biasanya digunakan untuk menghitung perubahan alkalinitas dan pH.
Pada kenyataannya ion Al3+ dalam larutan koagulan terhidrasi dan akan berlangsung dengan ketergantungan kepada pH hidrolisa. Senyawa yang terbentuk bermuatan positip dan dapat berinteraksi dengan zat kotoran seperti koloid.
[Al(H2O)6]3+     Ã   [Al(H2O)5OH]2+ + H+
[Al(H2O)5OH]2+      Ã    [Al(H2O)4(OH)2]+ + H+
[Al(H2O)4(OH)2]+   Ã     [Al(H2O)3(OH)3] + H+ endapan
[Al(H2O)3(OH)3]    —à   [Al(H2O)2(OH)4]+ H+ terlarut
Tahap pertama terbentuk senyawa dengan 5 molekul air dan 1 gugus hidroksil yang muatan total akan turun dari 3+ menjadi 2+ misalnya : [Al(H2O)5OH]2+.
Jika pH naik terus sampai mencapai ±5 maka akan terjadi reaksi tahap kedua dengan senyawa yang mempunyai 4 molekul air dan 2 gugus hidroksil. Larutan dengan pH >6 (dipengaruhi oleh Ca2+) akan terbentuk senyawa logam netral (OH)3 yang tidak bisa larut dan mempunyai volume yang besar dan bisa diendapkan sebagai flok (di IPA).
Jika alkalinitas cukup ion H+ yang terbentuk akan terlepas dan endapan [Al(H2O)3(OH)3] atau hanya Al(OH)3 yang terbentuk. Pada pH lebih besar dari 7,8 ion aluminat [Al(H2O)2(OH)4]atau hanya Al(OH)4]yang terbentuk yang bermuatan negatip dan larut dalam air. Untuk menghindari terbentuknya senyawa aluminium terlarut, maka jangan dilakukan koagulasi dengan senyawa aluminium pada nilai pH lebih besar dari 7,8.
Polimerisasi senyawa aluminium hidroksil berlangsung dengan menghasilkan kompleks yang mengandung ion Al yang berbeda berikatan dengan ion lainnya oleh grup OH. Contoh :
OH [(H2O)4 Al Al(H2O)4]4+ atau Al2(OH)24+
OH Polinuklir Al kompleks diajukan untuk diadakan, seperti :
[Al7(OH)17]4+ ; [Al8(OH)20]4+ ; [Al13(OH)34]5+
Selama koagulasi pengaruh pH air terhadap ion H+ dan OHadalah penting untuk menentukan muatan hasil hidrolisa. Komposisi kimia air juga penting, karena ion divalen seperti SO42− dan HPO42− dapat diganti dengan ion-ion OHdalam kompleks oleh karena itu dapat berpengaruh terhadap sifat-sifat endapan.
Presipitasi dari hidroksida menjamin adanya ion logam yang bisa dipisahkan dari air karena koefisien kelarutan hidroksida sangat kecil. Senyawa yang terbentuk pada pH antara 4 – 6 dan yang terhidrolisa, dapat dimanfaatkan untuk polimerisasi dan kondensasi (bersifat membentuk senyawa dengan atom logam lain) misalnya Al6(OH)153+.
Aluminium sering membentuk komplek 6 s/d 8 dibandingkan dengan ion Fe (III) yang membentuk suatu rantai polimer yang panjang. Senyawa itu disebut dengan cationic polynuclier metal hydroxo complex dan sangat bersifat mengadsorpsi dipermukaan zat-zat padat. Bentuk hidrolisa yang akan terbentuk didalam air , sebagian besar tergantung pada pH awal, kapasitas dapar (buffer), suhu, maupun konsentrasi koagulan dan kondisi ionik (Ca2+ dan SO42–) maupun juga dari kondisi pencampuran dan kondisi reaksi.
Senyawa Al yang lainnya adalah sodium aluminat, NaAlO2 atau Na2Al2O4. Kelebihan NaOH yang ditambahkan (rasio Na2O/Al2O3 dalam Na2Al2O4 adalah : 1,2 − 1,3/1) untuk menaikkan stabilitas sodium aluminat. Penambahan zat ini dalam bentuk larutan akan menghasilkan reaksi berikut :
AlO2+ 2H2O Al(OH)4
Al(OH)4 Al(OH)3 + OH
Reaksi kedua hanya mungkin bila asiditas dalam air cukup untuk menghilangkan ion OHyang terbentuk sehingga menyebabkan kenaikan pH.
CO2 + OH HCO3
HCO3 + OH CO3 2− + H2O
Kadang-kadang bila air tidak mengandung alkalinitas, perpaduan antara sodium aluminat dan alum digunakan untuk menghindari perubahan pH yang besar dan untuk membuat pH relatif konstan.
2Al3+ + 3SO42− + 6H2O 2Al(OH)3 + 3SO2− + 6H+
6AlO2 + 6Na+ + 12H2O 6Al(OH)3 + 6Na+ + 6OH
_________________________________________________________
             2Al3+ + 3SO42− + 6Na+ + 6AlO2+ 12H2O 8Al(OH)3 + 6Na++3SO42−
Pada prakteknya satu hal dipertimbangkan memberikan kelebihan asam dari larutan alum (pH 1,5) yang ditambahkan dan yang lainnya kelebihan NaOH di dalam sodium aluminat (untuk stabilitas).
Pada kekeruhan yang disebabkan tanah liat sangat baik dihilangkan dengan batas pH antara 6,0 sampai dengan 7,8; penghilangan warna umumnya dilakukan pada pH yang sedikit asam, lebih kecil dari 6, bahkan di beberapa daerah harus lebih kecil dari 5. Dari beberapa penelitian (untuk air gambut dari daerah Riau), efisiensi penghilangan warna akan baik bila pH lebih kecil dari 6 untuk setiap dosis koagulan alum sulfat yang digunakan. Walaupun demikian efisiensi penghilangan warna masih tetap tinggi dihasilkan pada koagulasi dengan pH sampai 7, tetapi dengan dosis alum sulfat yang lebih tinggi (sampai 100 mg/l), tetapi bila dosis alum sulfat lebih kecil (60 mg/l) pada pH yang sama (sampai dengan 7), terjadi penurunan efisiensi penghilangan warna secara drastis (sampai dengan 10 %).
Air setelah diolah dengan koagulasi – flokulasi untuk menghilangkan warna, pH harus ditetapkan diatas 6,5 (kurang dari 7,8) sebelum air disaring, karena pada pH tersebut bentuk aluminium tidak larut, jadi residu Al3+ terlarut didalam air dapat dihilangkan/dikurangi, pada pH > 7,8 bentuk Al adalah Al terlarut yaitu ion aluminat, [Al(H2O)2(OH)4]Untuk hal ini dilakukan penambahan kapur sebelum proses filtrasi, dan biarkan aluminium berubah bentuk menjadi bentuk tidak larut/endapan supaya dapat dihilangkan dengan penyaringan. Dengan cara ini residu Al3+ dapat ditekan sampai tingkat yang diijinkan. Setelah itu baru boleh dilakukan penambahan kembali kapur atau soda abu untuk proses Stabilisasi dengan harapan tidak akan terjadi perubahan alum terlarut menjadi alum endapan. Bila cara diatas tidak dilakukan, kemungkinan akan terjadi pengendapan alum di reservoir atau pada jaringan pipa distribusi, akibat penambahan kapur atau soda abu untuk proses stabilisasi dilakukan setelah air keluar dari filter, seperti halnya yang dilakukan pada pengolahan air yang biasa ( tidak berwarna ).
Proses koagulasi dengan koagulan lain seperti halnya garam Fe (III) yang mempunyai rentang pH lebih besar (4–9) dan penggunaan koagulan Polyaluminium chloride (PAC), tanpa penetapan pH pun proses koagulasi – flokulasi tetap dapat berlangsung, tetapi pembentukan flok tidak optimum, hanya flok-flok halus yang terbentuk, sehingga beban filter akan bertambah.
Jika kehadiran alkalinitas didalam air cukup, pada koagulasi dengan koagulan garam Al ion H+ yang terbentuk akan diambil dan terbentuk endapan [Al(H2O)3(OH)3] atau hanya Al(OH)3, dimana bentuk ini bermanfaat pada pertumbuhan flok ( mekanisme adsorpsi ). Adanya alkalinitas didalam air jika pH air > 4,5. Jadi jika pH air baku < 4,5 perlu penambahan bahan alkali (kapur atau soda abu).
PAC ( Poly Aluminium Chloride )
Senyawa Al yang lain yang penting untuk koagulasi adalah Polyaluminium chloride (PAC), Aln(OH)mCl3n-m.
Ada beberapa cara yang sudah dipatenkan untuk membuat polyaluminium chloride yang dapat dihasilkan dari hidrolisa parsial dari aluminium klorida, seperti ditunjukkan reaksi berikut :
n AlCl3 + m OH. m Na+ Al n (OH) m Cl 3n-m + m Na+ + m Cl
Senyawa ini dibuat dengan berbagai cara menghasilkan larutan PAC yang agak stabil.
PAC adalah suatu persenyawaan anorganik komplek, ion hidroksil serta ion alumunium bertarap klorinasi yang berlainan sebagai pembentuk polynuclear mempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n).  Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibanding koagulan lainnya adalah :
1.             PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.
2.             Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa karboksilat rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarbon yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah untuk diikat membentuk flok.
3.             Kadar khlorida yang optimal dalam fasa cair yang bermuatan negatif akan cepat bereaksi dan merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang umumnya dalam truktur ekuatik membentuk suatau makromolekul terutama gugusan protein, amina, amida dan penyusun minyak dan lipida.
4.             PAC tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan yang lain (seperti alumunium sulfat, besi klorida dan fero sulfat) bila dosis berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah keruh. Jika digambarkan dengan suatu grafik untuk PAC adalah membentuk garis linier artinya jika dosis berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik parabola terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan dosis akan menaikkan kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu ketepatan dosis.
5.             PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektrolite yang dapat mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan pembantu, ini berarti disamping penyederhanaan juga penghematan untuk penjernihan air.
6.             Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.
7.             PAC lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi over-load  bagi instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak terpengaruh.
Senyawa Besi
Untuk senyawa besi, tipe hidrolisa yang sama dapat berlangsung seperti :
Fe3+ + 3H2O Fe(OH)3 + 3H+
Reaksi di atas dilanjutkan dengan reaksi H+ dengan alkalinitas seperti ditunjukkan oleh reaksi 2) dan 3). Terdapat pula ion ferri hidrat seperti : [Fe(H2O)6]3+ dengan persamaan reaksi yang sama dengan hidrolisa [Al(H2O)6]3+.
Pembentukan [Fe(H2O)2(OH)4]atau Fe(OH)4hanya terjadi pada pH tinggi, tetapi tidak biasa ditemui pada pengolahan secara konvensional, jadi batas pH untuk koagulasi dengan Fe3+ lebih besar dari pada untuk Al3+, sebagai contoh pH 9 untuk koagulasi dengan Fe3+ dan 7,8 untuk Al3+.
Senyawa besi mempunyai tendensi membentuk jenis polinuklir yang lebih kecil dibandingkan dengan aluminium.
Dosis kagulan yang diperlukan tergantung pada :
1.             Konsentrasi warna.
2.             Zeta potential (pengukuran mobilitas elektroforesa) juga merupakan faktor penting untuk menghilangkan warna secara efektif. Hal ini erat hubungannya dengan sisa konsentrasi warna. Pada pH yang optimum, sisa warna berkurang secara proporsional dengan penambahan dosis koagulan.
3.             Jenis koagulan koagulan yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna adalah :
-   Garam aluminium : Alum sulfat/tawas, Al2(SO4)3.xH2O, Polyaluminium chloride, PAC (PACl), Aln(OH)mCl3n-m
-   Garam besi (III) : Ferri sulfat, Fe2(SO4)3.xH2O, Ferri klorida, FeCl3.
Semakin tinggi dosis koagulan yang digunakan akan menghasilkan efisiensi penghilangan warna yang lebih besar pula, akan tetapi residu koagulan akan semakin besar.
Pada kasus pembentukan flok yang lemah dengan menggunakan dosis tawas optimum untuk menghilangkan warna, polialumunium klorida (PAC) dapat digunakan sebagai koagulan pilihan selain tawas. Koagulasi dengan poli alumunium klorida dapat dengan mudah memproduksi flok yang kuat dalam air dengan jangkauan dosis yang lebih kecil dan rentang pH yang lebih besar, tanpa mempertimbangkan kehadiran alkalinitas yang cukup.
By. : arifin_pararaja

Thursday 16 December 2010

Siswa Yang Tuntas Produktif Analis KImia
Kelas X Analisis Kimia
1. Bayu Wida
2. Lela Nurlaela
3. Dida Ripana
4. Yani Siti Suryani
5. Yeli Apriyani
6. Rizal Ahmad Permana
7. Dede Yusi
Kelas XI Analisis Kimia
1. Adi Supriadi
2. Fina Fauziah
3. Pipit Nurfitriani
4. Nuryanti Agustin
5. MImi Jamilah
6. Maria Ulfa
7. Intan Siti Mulia
8. Leni Afriliani
9. Imas Mastufah
10. Ida Nuraida
Kelas XII Analisis Kimia
1. AAN LILI
2. CUCUM HERLINA
3. ENDAH LAELA
4. JEJEN JAENI
5. RENI WARTINI
6. RESTI FHARISKA
7. WILDAN AKMAL
8. NASCIKEM
9. SUSI SUSANTI
10. INA NAQIATU


Yang Sudah Melihat Harus Meninggalkan Komentar Biar terdata

Nama-nama siwa yang Tuntas Pelajaran Kimia Dasar

Kelas X Teknik Kendaraan Ringan
1.   Agus Nandia
2.  Ade
3.  Cepi
4.  Soni
5.  Adi Rohma
Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan
1. FAZRI SYARIPUDIN
2. GUGUN GUNAWAN
3. OTONG ACENG S
4. YUDI PERMANA
5. LUCKI PEBRIYANTO
6. AEP SAEPUL HAROM
Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan

1.ANA SUDIHARJA
2. AGUS TAUFIK
3. KIKI KINDI
4. DEDEN SOMANTRI
5. ARIEP ANGGA
6. RASTI
7. IRMA OTAVIANI
8. RINA PUSPASARI
9. MUMU S SOPANDI

Yang Belum Tuntas Harap Menghubungi Guru Yang Bersangkutan

INFORMASI LOMBA LKS

I.         Pendahuluan
Era globalisasi memberi dampak ganda yaitu disamping membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya antar negara, juga membuka persaingan yang semakin ketat dan tajam di segala bidang pekerjaan. Untuk menghadapi tantangan tersebut diatas, maka Pemerintah Indonesia harus memperkuat daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor dengan mengandalkan pada kualitas dan kemampuan sumber daya manusia dengan penguasaan teknologi dan manajemen. Untuk itu Pemerintah selalu berusaha menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing.
Penyelenggaraan Lomba Keterampilan Siswa (LKS) Tingkat Provinsi  bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seluruh Jawa Barat adalah sebagai wujud nyata salah satu upaya dalam pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

II. Tujuan
1.     Mendorong SMK untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang mengacu kepada Standar Keterampilan Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) kompetensi  keahlian analisis kimia dan kimia industri.
2.     Untuk memantau peta kualitas dan kemampuan SMK di Provinsi Jawa Barat sesuai dengan Standar Keterampilan Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) kompetensi  keahlian analisis kimia dan kimia industri.
3.     Mempromosikan Keterampilan siswa SMK bidang keahlian kimia kepada dunia industri sebagai calon pengguna tenaga kerja.
4.     Memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berkompetisi secara positif, untuk menumbuhkan kebanggaan pada bidang keahlian yang ditekuninya, juga kebanggan bagi sekolah dan daerah Kabupaten/Kota.

III. Peserta
Peserta adalah siswa SMK dengan kriteria sebagai berikut :
1.     Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.     Tercatat Siswa tingkat XI/XII/XII  SMK Negeri atau Swasta Kompetensi Keahlian Analisis Kimia  atau Kimia  Industri tahun pelajaran 2010/2011.
3.     Ditunjuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai peserta LKS tingkat Provinsi Tahun 2010 mewakili Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
4.     Setiap Kabupaten/Kota hanya dapat diwakili oleh 1 (satu) orang peserta.
IV. Materi Lomba
Jenis kegiatan yang dilombakan adalah adalah :
a.     Tes Teori (45 menit)
Meliputi tes pengetahuan secara terpadu tentang :
1. Pengertian dan pemahaman Virgin Coconut Oil (VCO)
2. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
3. Pengujian/analisis mutu Virgin Coconut Oil (VCO)
4. Manfaat Virgin Coconut Oil (VCO)
b. Tes Praktik (600 menit)
Meliputi tes keterampilan terpadu tentang :
1.  Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
2.  Pengujian mutu Virgin Coconut Oil (VCO)
3.  Sikap Kerja
c. Tes Presentasi (45 menit)
Meliputi tes kemampuan untuk mempresentasikan (komunikasi dan penalaran) suatu topik yang spesifik dalam Bahasa Inggris yaitu :
1. Teknik Penyajian
2. Penguasaan materi
3. Penggunaan Bahasa Inggris
4. Sikap Penyaji

V. Nilai dan Bobot Penilaian
 Nilai maksimum dan bobot :
1. Tes Teori (nilai  maksimum 100, bobot 20%) …………..N1
2. Tes Praktik (nilai maksimum 100, bobot 60%)……...... N2
3. Tes Presentasi (nilai maksimum 100, bobot 20%) ….. N3
Nilai Akhir (NA)  =  Σ (Nilai Tes N1 + N2 + N3)
   
VI. Aspek Penilaian
a. Aspek yang dinilai untuk tes teori yaitu penguasaan koqnitif terhadap teori-teori tentang :
1. Pengertian dan pemahaman Virgin Coconut Oil (VCO)
2. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
3. Pengujian mutu Virgin Coconut Oil (VCO)
4. Manfaat Virgin Coconut Oil (VCO)
Soal diwujudkan dalam bentuk essay sebanyak 10 soal dengan bobot nilai masing-masing soal 10. 
Nilai akhir maksimum untuk tes teori yaitu 100.
b. Aspek yang dinilai untuk tes praktik adalah:
No
Aspek yang Dinilai
Kriteria
Penilaian
Ya
Tidak
100-90
80,9-80
70,9-70
< 70
I
Pembuatan VCO






1.1.    Penyiapan bahan.
Bahan disiapkan sesuai prosedur





1.2.    Pemilihan peralatan kimia dan pendukung
Peralatan kimia dan peralatan
lain pendukung
disiapkan sesuai prosedur





1.3.    Pembuatan santan
Santan yang dihasilkan kental





1.4.    Pemisahan krim
Krim yang dihasilkan berwarna putih dan kental





1.5.    Pembuatan VCO
VCO dan blondo terpisah





1.6.    Pemurnian VCO
VCO yang dihasilkan berwarna : tak berwarna sampai kuning kecoklatan dan beraroma khas kelapa





II
Uji Mutu






2.1. Warna dan Aroma
VCO yang dihasilkan berwarna : tak berwarna sampai kuning kecoklatan dan beraroma khas kelapa





2.2. Massa Jenis pada 25oC
VCO yang dihasilkan dengan massa jenis : 0,917 – 0,919





2.3. Asam Lemak Bebas
Kadar asam lemak bebas : 0,01 -1,00%




III
Sikap Kerja






3.1. Kejujuran






3.2. Kedisiplinan






3.3. Ketelitian






3.4. Mengolah informasi






Jumlah nilai


Nilai Akhir = Jml Nilai : 13


Nilai akhir maksimum untuk tes praktik yaitu 100.
c. Aspek yang dinilai untuk tes presentasi yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap meliputi:
No
Aspek Yang Dinilai
Kriteria
Penilaian
Ya
Tidak
100-90
80,9-80
70,9-70
<70

1.

Teknik Penyajian



-    Penggunaan media/alat bantu presentasi
-    Urutan penyampaian materi





2.


Isi Materi


-    Penguasaan materi
-    Kelengkapan data




3.
Penggunaan Bahasa Inggris
-        Kejelasan penyampaian materi




4.



Sikap Penyaji



-    Kerapihan
-    Pemilihan bahasa
-    Ketenangan





Jumlah nilai


Nilai Akhir = Jml Nilai : 4


Nilai akhir maksimum untuk tes presentasi  yaitu 100.

VII. Tim Penguji
Tim Juri terdiri dari Praktisi/Akademisi/Profesional bidang lomba Chemistry yang ditetapkan dengan Surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

VIII. Kriteria Pemenang Lomba
Juara Lomba adalah peserta yang memiliki nilai akhir tertinggi dari seluruh nilai para peserta lomba. Apabila ada juara lomba yang memiliki nilai akhir yang sama maka pertama akan diperhitungkan kecepatan menyelesaikan tugas. Seandainya setelah diperhitungkan kecepatannya ternyata nilai masih sama maka akan diadakan tes wawancara oleh setiap juri. Para Juara ditentukan langsung oleh Juri meliputi: Juara I, II dan III

IX.  Tata Tertib Lomba
Pembimbing diharapkan :
1. Mendampingi peserta pada saat technical meeting.
2. Mengisi daftar hadir yang disediakan Panitia.
3. Menjaga ketertiban dan ketenangan dalam pelaksanaan lomba.
4. Membantu peserta yang dibimbingnya apabila terjadi gangguan kesehatan.
5. Tidak membantu peserta pada saat lomba berlangsung.
Peserta diharapkan :
a.   Hanya satu orang yang menjadi peserta mewakili kabupaten/kota dengan Surat Penunjukkan dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Tidak dibenarkan peserta diganti di saat tengah lomba berlangsung.
b.  Peserta harus hadir pada saat technical meeting.
c.   Peserta harus sudah hadir 15 menit sebelum lomba dimulai.
d.  Wajib mengisi daftar hadir pada saat setiap jenis lomba yang diadakan.
e.   Berpakaian kerja yang rapi, diharapkan hanya memakai identitas nomor peserta dari panitia.
f.    Tidak diperbolehkan membawa buku/catatan/HP di ruang ujian.
g.  Peserta tidak dapat melanjutkan lomba dikarenakan sakit atau hal lain, maka dianggap gugur/menundurkan diri.
h.  Mengerjakan tugas dengan menggunakan pena/ballpoint, tidak dibenarkan menulis dengan pensil.
i.     Tidak diperbolehkan menggunakan tipp-ex untuk menghapus kesalahan. Kesalahan hendaknya dicoret pada kata/angka yang salah dan ditulis kata/angka yang benar.
j.    Perlengkapan yang harus dibawa oleh peserta :
1. Pena/Ballpoint hitam,
2. Penggaris,
3. Penghapus (bukan tipp-ex).
4. Kalkulator
5. Laptop
6. flash disck
k.   Mematuhi tata tertib yang telah ditentukan oleh panitia atau juri, apabila melanggar maka akan dikenakan sanksi.

X. Penutup
Hal-hal yang belum tercantum dalam lembar informasi ini akan diinformasikan pada waktu rapat teknis (technical meeting).