Analisis kadar air merupakan salah satu kompetensi dasar dari mata pelajaran kimia analitik terapan.Kompetensi dasar ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman fakta, konsep, prinsip dan prosedur serta metakognitif mengenai analisis kadar air dalam suatu bahan tertentu secara aplikatif. Pembelajaran ini meliputi teknik dasar, prinsip, alat dan bahan yang digunakan, metoda analisis, prosedur analisis, perhitungan hasil analisis dan teknik laporan hasil analisis kadar air. Pelaksanaannya meliputi langkah-langkah pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi keterampilan proses dalam bentuk eksperimen, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Media yang digunakan meliputi alat dan bahan praktikum serta in focus. Penguasaan materi dievaluasi/dinilai melalui sikap, pengetahuan dan keterampilan
a. Air dalam Bahan
Air adalah
zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi
organisme hidup, sehingga sangat essensial.
Struktur
molekul air
disusun oleh sebuah atom oksigen yang berikatan secara kovalen dengan 2 atom
hidrogen. Atom O mempunyai muatan negatif dan atom H mempunyai muatan positif
menjadikan air bersifat seperti magnet yang mempunyai dua kutub. Kondisi ini
menyebabkan air dapat ditarik oleh senyawa lain baik yang bermuatan positif
atau bermuatan negatif. Molekul air yang satu dengan yang lain dapat bergabung
melalui ikatan hidrogen yang dapat terbentuk melalui tarik menarik antara kutub
positif (atom H) molekul air yang satu dengan kutub negatif (atom O) molekul
air lain. Satu molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen dengan 4 molekul air
lainnya. Sebagian besar air dalam bahan berada dalam bentuk “terikat” dengan
komponen bahan lainnya. Struktur molekul air adalah :
Air merupakan substansi kimia
dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarutyang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air adalah pelarut yang kuat,
melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik
dalam air (misalnya garam-garam)
disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak
mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat
“hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat
tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya
intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak
mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat
tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Air menempel pada sesamanya
(kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial
negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak
digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen.
Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif
dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih
“kekuatan tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul,
menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan
negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen
bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom
hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
kepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan
yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air.
Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah
permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut
akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat
bersih atau bepermukaan amat halus, air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular
antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi
antar molekul air. Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan
dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu,
permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air.
Air mempunyai peran kritis dalam ilmu pangan sehingga sangat penting
bagi seorang ahli pangan untuk
mengerti seluk beluk tentang air dalam proses pangan yang dapat menjamin
keberhasilan suatu produk.
Zat terlarut seperti garam dan gula yang ditemukan dalam air dapat
mempengaruhi struktur fisik air. Titik didih dan titik beku air dipengaruhi zat
terlarut. Satu mol sukrosa (gula) dapat menaikan titik didih air sekitar 0,52°C
dan satu mol garam dapat menaikan titik didih air 1,04°C.
Zat terlarut dalam air juga mempengaruhi aktivitas air yang
mempengaruhi banyak reaksi kimia dan pertumbuhan mikrobiologi dalam pangan.
Aktivitas air dapat digambarkan sebagai perbandingan tekanan uap air dalam
larutan dengan tekanan uap air murni. Zat terlarut dalam air lebih rendah dari
air itu sendiri. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena kebanyakan
bakteri berhenti tumbuh dalam aktivitas air pada level rendah. Tidak hanya
pertumbuhan bakteri saja yang dapat mempengaruhi keamanan pangan tetapi juga
pengawetan yang seringkali dilakukan.
Kesadahan air juga menjadi faktor kritis dalam pengolahan pangan.
Secara dramatisasi kesadahan air dapat mempengaruhi kualitas produk seperti
halnya peranan sanitasi. Kesadahan air diklasifikasikan berdasarkan jumlah
perpindahan kandungan garam kalsium karbonat
per galon. Kesadahan air dihitung dalam grain. Kalsium karbonat sebanyak
0,064 gram ekivalen dengan 1 grain kesadahan. Air dikatakan lunak bila
mengandung 1 hingga 4 grain, kesadahan lunak bila
mengandung 5 hingga 10 grain, kesadahan sedang bila mengandung 5 hingga 10
grain dan kesadahan tinggi 11 hingga 20 grain.
Kesadahan air dapat diubah atau diberi perlakuan dengan menggunakan
sistem pertukaran ion. Kesadahan juga dapat mempengaruhi kesetimbangan ph yang
memegang peranan penting dalam pengolahan pangan. Sebagai contoh, kesadahan air
dapat mencegah produksi minuman bersih. Air sadah juga mempengaruhi sanitasi.
Air dalam pangan merupakan kandungan penting, dimana air dapat berupa
komponen intrasel dan/atau ekstrasel dalam sayuran dan produk hewani, sebagai
medium pendispersi atau pelarut dalam berbagai produk, sebagai fase terdispersi
dalam berbagai produk yang diemulsi
seperti mentega dan margarin dan sebagai komponen tambahan dalam pangan lain.
Semua bahan pangan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda.
Misalnya buah mentah yang menjadi matang selalu bertambah kandungan airnya,
atau dalam calon buah apel hanya mengandung 10% air dapat menghasilkan buah
apel yang kadar airnya 80%. Nenas mempunyai kadar air 87% dan tomat 95%. Buah
yang paling banyak mengandung air adalah semangka dengan kadar air 97%.
Banyaknya air dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan
tersebut. Bahkan dalam bahan pangan kering sekalipun seperti buah kering,
tepung dan biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu.
Kegiatan : 1
Berkaitan
dengan materi kadar/kandungan air dalam bahan (material), Anda ditugasi
mencari data atau informasi dari bahan/produk yang mengandung kadar air
tinggi melalui referensi/pustaka/internet atau dari hasil penelitian.
·
Diskusikan
hasil kajian dari informasi tersebut dengan teman kelompok anda!
·
Komunikasikan
hasilnya dengan kelompok yang lain melalui presentasi di depan kelas!
Kira-kira bagaimana pemahaman teman Anda tentang materi ini!
Buatlah kesimpulannya!
|
Air mempengaruhi mutu pangan secara kimia dan mikrobiologi.
Pengeringan atau pembekuan air sangat penting dalam beberapa metode pengawetan
pangan.
Kandungan air dalam bahan pangan ikut menentukan accettability,
kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan
pangan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan pangan tersebut atau
alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahannya. Sebagian besar dari
perubahan-perubahan bahan pangan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau
yang berasal dari bahan itu sendiri.
Di samping
terdapat dalam bahan
pangan secara alamiah, air terdapat bebas di alam dalam berbagai bentuk. Air
bebas ini sangat penting juga dalam pertanian, pencucian dan sanitasi umum
maupun probadi, teknologi pangan dan sebagai air minum. Air yang
digunakan untuk keperluan khusus mungkin harus mengalami perlakuan terlebih
dahulu misalnya sterilisasi, pengurangan kesadahan, penurunan BOD dan
sebagainya.
1)
Jenis-jenis
Air
Menurut
derajat keterikatan air, air terikat dibagi atas:
(a) Air monolayer (lapisan tunggal)/Air tipe I
Air
monolayer adalah air yang terikat dalam bahan
secara kimia (ikatan hidrogen). Molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui suatu
ikatan hidrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan molekul-molekul
lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat, protein atau garam.
Air tipe ini tidak dapat membeku pada proses pembekuan tetapi sebagian air ini
dapat dihilangkan dengan pengeringan biasa, sehingga air monolayer ini terikat
kuat dan sering disebut air terikat.
(b) Air multilayer
(lapisan banyak)/Air tipe II
Air
multilayer adalah air yang terikat pada molekul air monolayer. Air tipe ini
lebih mudah dihilangkan dengan penguapan atau pengeringan dibandingkan air
monolayer.
Molekul-molekul air membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air lain., terdapat dalam mikrokapiler dan sifatnya
agak berbeda dari air murni. Air jenis ini sukar dihilangkan dan penghilangan
air tipe II akan mengakibatkan penurunan aktivitas air (aw). Bila
sebagian air tipe II dihilangkan, pertumbuhan mikroba dan reaksi-reaksi kimia
yang bersifat merusak bahan pangan seperti browning, hidrolisis atau
oksidasi kurang akan dikurangi. Apabila air tipe II dihilangkan seluruhnya maka
kadar air bahan akan berkisar 3 – 7 % dan kestabilan optimum bahan pangan akan
tercapai kecuali pada produk-produk yang dapat mengalami oksidasi akibat adanya
kandungan lemak tidak jenuh.
(c) Tipe III
Air tipe II merupakan air yang secara
fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti membran, kapiler, serat dan
lain-lain. Air tipe III inilah yang disebut air bebas. Sifatnya mudah menguap
dan dapat dimanfaatkan pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksi-reaksi kimia.
Apabila air tipe III diuapkan sleuruhnya maka kandungan air bahan berkisar 12 –
25% dengan aktivitas air (aw) kira-kira 0,8 tergantung jenis bahan
dan suhu.
(d) Tipe IV
Air tipe IV tidak terikat jaringan
suatu bahan atau air murni dengan sifat air biasa dan keaktifan penuh. (F.G. Winarno, 1999 : 3 – 14)
Berdasarkan keberadaan air dalam pangan, terdapat
tiga jenis air yang dimaksud, yaitu:
1.
Air bebas yaitu
air pada ruang-ruang antar sel dan inter granular dan pori-pori yang terdapat
pada bahan. Air terikat lemah yaitu air yang terserap (teradsorpsi) pada
permukaan koloid makromolekuler seperti protein, pektin, pati, selulosa dan air
yang terdispersi diantara koloid dan merupakan pelarut zat-zat dalam sel. Air
ini mempunyai sifat air bebas dan dapat dikristalkan dalam pembekuan. Ikatan
antar air dan koloid adalah ikatan hidrogen
2.
Air terikat kuat
yaitu air yang membentuk hidrat. Ikatan bersifat ionik sehingga relatif sukar
dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku pada suhu 0°C. Air dalam bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan
bahan pangan misalnya proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau aktivitas
serangga perusak. Sedangkan air dalam bentuk lainnya tidak turut dalam proses
tersebut.(F.G. Winarno,
1999 : 3 – 14).
3.
Air imbibisi dan
air kristal. Air imbibisi merupakan air yang masuk ke dalam bahan pangan dan
akan menyebabkan pengembangan volume tetapi air tersebut bukan merupakan
komponen penyusun bahan tersebut. Contohnya air dengan beras saat dipanaskan
membentuk nasi atau pembentukan gel dari bahan pati. Air kristal adalah air
terikat dalam semua bahan baik pangan maupun non pangan yang berbentuk kristal
seperti gula, garam CuSO4 dan lain-lain.
2)
Fungsi Air dalam Bahan Pangan
Air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa pangan. Air
dalam bahan pangan menentukan kesegaran dan daya tahan pangan. Kerusakan bahan
pangan seperti pembusukan oleh mikroba ditentukan oleh air yang ada dalam
pangan. Reaksi kimia seperti oksidasi lemak dipengaruhi oleh jumlah air
dalam bahan. Air dalam bahan pangan
menentukan komposisi yang menentukan kualitas bahan pangan tersebut. Setiap
bahan yang diletakan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
kesetimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini
disebut kadar air seimbang.
Kandungan air dalam bahan pangan mempengaruhi daya tahan bahan pangan
terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan aktivitas air (aw)
yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Berbagai mikroorganisme mempunyai aw minimum agar
tumbuh dengan baik, misalnya bakteri aw : 0,90; khamir aw :
0,80 – 0,90; kapang aw : 0,60 –
0,70. Untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan, sebagian air dalam
bahan harus dihilangkan dengan beberapa cara tergantung dari jenis bahan.
Umumnya dilakukan pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat
pengering buatan seperti penjemuran ikan asin, padi, pembuatan dendeng dan
sebagainya. Pada bahan yang berkadar air tinggi misalnya susu dilakukan
evaporasi atau penguapan.
Bahan yang dianalisis sering mengandung air dalam
jumlah tidak menentu. Jumlah air yang
terkandung sering tergantung dari perlakukan yang dialami bahan, kelembaban
udara yang disimpannya dan lain sebagainya. Kemungkinan kesalahan pada penentuan
kadar air adalah adanya bahan lain yang mudah menguap dan ikut menguap
bersama-sama dengan air sewaktu dipanaskan. Selain itu adanya bahan yang mudah
terurai sewaktu dilakukan pemanasan misalnya bahan yang mengandung karbonat
atau bahan organik. Bahan-bahan yang mengalami reaksi dengan bahan-bahan yang
berada di udara seperti oksidasi minyak atau lemak tak jenuh.
Pengukuran
kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Salah satu
bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian. Komoditi
pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu
beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras,
mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya
jamur-jamur penghasil mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia. Kadar air juga perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain.
b. Dasar Analisis Kadar Air
Analisis dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan materi
bahan menjadi komponen-komponen penyusunnya, kemudian dipakai sebagai data
untuk menetapkan komposisi (susunan) bahan tersebut.
Berdasarkan sifat-sifat bahan atau komponen bahan maka disusun cara
kerja atau prosedur analisis yang sistematis. Meskipun suatu bahan mungkin
bersifat sangat spesifik (khusus) terhadap suatu perlakuan tertentu. Setiap
prosedur analisis memiliki kekhasan tertentu beserta kelemahan dan kekuatannya
sendiri-sendiri, untuk memperoleh keseragaman (konsistensi) maka harus dipilih
suatu prosedur yang sama, sehingga dalam laporan, cara analisis mana
yang dipakai harus dicantumkan atau bahkan disertakan prosedur kerjanya.
Prosedur analisis air mudah diperoleh dalam bahan pustaka, namun
karena adanya beberapa keterbatasan dan kondisi lingkungan, maka ada beberapa
prosedur tertentu saja yang dapat dipakai. Keterbatasan atau kondisi setempat
itu misalnya: tujuan analisis yang tidak memerlukan kecermatan tinggi, perlu
dilakukan secara rutin dan cepat, biaya dan tenaga pelaksana yang minimal,
keterbatasan waktu dan bahan yang akan dianalisis, tidak adanya peralatan
tertentu yang diperlukan, tidak adanya peralatan keamanan dalam penggunaan
bahan kimia yang berbahaya dan sebagainya, maka suatu laboratorium penguji
biasanya tetap menggunakan prosedur yang telah dipilihnya meskipun prosedur
baru bermunculan.
Persiapan analisis pentuan kadar air perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain berkaitan dengan pemilihan prosedur
analisis, pengambilan sampel atau cuplikan, dan langkah-Iangkah analisis.
Apabila persiapan analisis telah dilakukan dengan balk maka pelaksanaan
analisis diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh
juga akan memuaskan.
Dasar analisis penentuan kadar air dalam bahan, misal untuk menentukan
tingkat kekeringan padi (kadar air gabah) dilapangan, tidak perlu menggunakan
prosedur penentuan kadar air yang sangat teliti, tetapi cukup menggunakan alat moisture tester yang cukup sederhana,
dapat dibawa-bawa (portable), cepat
dan hemat biaya. Angka yang dilaporkan sudah cukup tanpa desimal, misalnya 12%.
Akan tetapi dalam suatu penelitian, misalnya dalam penentuan kecepatan atau
perubahan kadar air setiap jam selama pengeringan padi, mungkin dituntut
penggunaan prosedur penentuan kadar air yang jauh lebih cermat sampai empat
angka desimal. Dengan demikian, tujuan persiapan analisis penting untuk
diketahui terlebih dahulu, sebelum
menentukan prosedur mana yang akan dipilih dan dipakai. Tujuan yang akan dicapai
harus jelas untuk menghindari pekerjaan yang tidak perlu.
Kegiatan : 2
Berkaitan dengan materi kandungan kadar air dalam suatu
bahan, Anda ditugasi mencari berbagai jenis bahan, misal: tepung, beras,
buah-buahan, madu, biskuit, produk makanan basah dan lain-lain. Untuk dapat
menyimpulkan hasil pengamtan anda maka:
·
Pilihlah bahan sebagai obyek pengamatan. Kemudian amati
bahan-bahan tersebut dengan indra
Anda.
·
Agar Anda dapat
mendeskripsikan secara rinci terhadap : sifat, tekstur dan lain-lainya.
Buatlah laporan tertulis tentang deskripsi obyek tersebut.
·
Lakukan analisis, adakah hasil pengamatan pada bahan
tersebut yang belum dapat diamati. Presentasikan ide anda, apakah
sependapat dengan teman anda, berilah kesempatan teman anda untuk bertanya!
|
c. Prinsip Analisis Kadar Air
Analisis kadar air dengan cara pengeringan, prinsipnya adalah menguapkan
air yang ada dalam bahan dengan cara pemanasan. Bahan ditimbang hingga berat
konstan yang dapat diartikan semua air sudah teruapkan.
Analisis
kadar air dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan segar dan olahan.
Analisis sering menjadi tidak sederhana karena air dalam bahan pangan berada
dalam bentuk terikat secara fisik atau kimia dengan komponen bahan pangan
lainnya sehingga sulit memecahkan ikatan-ikatan air tersebut. Hal ini
mengakibatkan sulit memperoleh ketelitian analisis yang tinggi sehingga
berkembanglah berbagai metode analisis kadar air.
Kegiatan
: 3
Buatlah secara berkelompok:
·
Jika disediakan bahan : minyak goreng, margarin,
lemak hewan, coklat batang, gula pasir/gula merah.
·
Lakukan pemanasan dalam oven selama 30 menit.
·
Amati
semua bahan yang dipanaskan/diuapkan tersebut, apa yang terjadi!
·
Diskusikan dengan teman Anda secara
berkelompok hasil pengamatan tersebut!
|
d. Metode/Teknik Analisis Kadar Air
Pengalaman dan pengetahuan dasar analisis kadar air dalam bahan sangat
diperlukan bagi sesesorang untuk dapat memilih metode dan prosedur yang tepat
dan kemudian melaksanakannnya dengan cermat. Hal-hal yang dapat membantu dalam
memilih prosedur yang tepat:
·
Pengetahuan
dasar komposisi suatu bahan yang akan dianalisis. Dapat dipilih
prosedur yang tepat serta penyiapan bahan dan sebagainya dapat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang dimaksud.
·
Tingkat
ketelitian yang dikehendaki. Apabila prosedur analisis yang lebih singkat,
biaya rendah dan tingkat kecermatan yang tidak terlalu tinggi telah cukup
memadai dalam mendapatkan keterangan yang diperlukan, maka tidak usah membuang
waktu, tenaga dan biaya yang tidak perlu untuk melaksanakan prosedur yang lebih
rumit dengan kecermatan tinggi.
·
Banyaknya sampel
yang tersedia. Apabila sampelnya sulit didapat atau sangat mahal harganya, maka
perlu dipilih prosedur yang mampu menganalisis sampel dalam jumlah sedikit atau
kalau mungkin tanpa merusaknya meskipun mungkin memerlukan biaya atau waktu
yang lebih besar.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan kadar air dalam bahan diperlukan hasil analisis
dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu dan memerlukan metode analisis
tertentu.
Analisis
kadar air metode langsung dilakukan dengan cara mengeluarkan air dalam bahan
pangan dengan bantuan pengeringan oven, distilasi, ekstraksi, dan teknik
fisikokimia lainnya. Jumlah air dapat
diketahui dengan cara penimbangan, pengukuran volume atau cara langsung
lainnya. Metode ini mempunyai ketelitian tinggi, namun memerlukan pengerjaan
relatif lama dan kebanyakan bersifat manual.
Metode
analisis kadar air
secara langsung terbagi menjadi 5 macam, yaitu sebagai berikut :
1)
Metode
Pengeringan (Thermogravimetri)
Alat yang digunakan dalam metodethermogravimetri adalah oven pengering.
Pengeringan bahan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi
sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya. Cara
mengeluarkan air dari bahan tersebut dengan proses pengeringan dalam oven (oven
udara atau oven vakum, hal ini berdasarkan tekanan yang digunakan saat
pengeringan).
Ada
dua macam metode gravimetri yaitu metode oven udara dan metode vakum.
a)
Metode oven udara
Prinsip
metode oven udara didasarkan atas berat yang hilang sehingga sampel seharusnya
mempunyai kestabilan panas yang tinggi dan tidak mengandung komponen yang mudah
menguap. Air dikeluarkan dari bahan pada tekanan udara (760 mmHg) sehingga air
menguap pada suhu 100°C
yaitu sesuai titik didihnya. Oven yang digunakan umumnya dipanaskan dengan
listrik atau dengan pemanas inframerah yang dilengkapi dengan neraca analitik
yang terpasang didalamnya. Analisis kadar air dengan oven berpemanas infrared
dapat dilakukan dengan cepat (untuk analisis kadar air rutin), tidak
mengakibatkan kenaikan suhu berlebihan pada sampel. Radiasi infrared mempunyai
kekuatan penetrasi yang kuat sehingga air dalam bahan dapat diuapkan pada suhu
tidak lebih dari 70°C.
Pada oven berpemanas listrik, air pada bahan dapat diuapkan pada suhu 100oC.
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi analisis air dengan metode oven udara
yaitu penimbangan contoh/bahan, kondisi oven, pengeringan contoh, dan perlakuan
setelah pengeringan.Beberapa faktoryang mempengaruhi yang berkaitan dengan
kondisi oven adalah fluktuasi suhu,
kecepatan aliran, serta kelembaban udara dalam oven.
Kelemahan
metode pengeringan dengan oven antara lain:
-
Bahan lain di samping air juga ikut
menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat,
minyak atsiri, dan lain-lain.
-
Dapat terjadi reaksi selama pemanasan
yang menghasilkan air atau zat lain mudah menguap. Contoh gula mengalami
dekomposisi atau karamelisasi,, lemak
mengalami oksidasi dan sebagainya.
-
Bahan yang mengandung bahan yang dapat
mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Tahapan
yang harus dilakukan untuk penentapan kadar air dengan metode pengeringan
dengan oven adalah :
1.
Persiapan
Alat
Alat dipersiapkan sesuai dengan yang
diperlukan untuk analisis kadar air dalam bahan. Gunakan APD (Alat Pelindung
Diri) selama melaksanakan analisis
Alat-alat utama untuk analisis kadar
air yang harus dipersiapkan diantaranya:
a.
Cawan
Karakteristik
cawan yang dipakai sebagai tempat sampel untuk analisis kadar air dengan metode
oven harus yang tahan panas dan terbuat dari nikel, baja tahan karat,
alumunium, porselin, atau gunakan botol timbang dari gelas yang tahan panas
(Pyrex). Diameter cawan berbeda-beda ada yang 5-9 cm, kedalaman 2-3 cm.
b.
Oven
Suhu
oven dijaga konstan selama pengeringan dengan dilengkapi termostat yang dapat
mempertahankan suhu sekitar 0,5°C atau
kurang.Perbedaan perubahan suhu sekitar 10C memberikan perbedaan
kadar air sampai 0,1%. Pengeringan oven vakum menggunakan tekanan 100 mmHg
untuk buah-buahan, kacang-kacanagan, lemak, dan minyak. Tekanan 50 mmHg untuk
sampel gula dan produk-produk dari gula. Tekanan 25 mmHg untuk biji-bijian,
telur, dan produk-produk dari telur.
Analisis
kadar air metode oven udara (SNI 01-2891-1992) menggunakan prinsip pengeringan
sampel dalam oven udara pada suhu 100-105°C
sampai diperoleh berat konstan. Beberapa hal
penting dari metode penguapan ini adalah lamanya pemanasan. Jika bahan harus
dipanaskan pada 105°C selama 3 jam, maka harus perhatikan agar oven benar-benar sudah
mencapai suhu 105°C sebelum bahan dimasukkan ke dalamnya. Disamping itu
sedapat mungkin oven jangan dibuka lagi sebelum berlangsung 3 jam, memasukkan
bahan dalam oven tidak pada waktu yang sama, sehingga hal ini menyebabkan
kesalahan besar dalam nilai kadar air, karena setiap kali oven dibuka suhu
didalamnya turun, makin lama terbuka makin banyak turunnya suhu.
c.
Desikator/Eksikator
Suatu bahan yang telah mengalami
pengeringan akan bersifat lebih higroskopis daripada bahan asalnya. Selama
pendinginan sebelum penimbangan, bahan harus selalu ditempatkan dalam ruang
tertutup kering misalnya disimpan dalam eksikator
atau desikator yang telah diberi zat penyerap air. Penyerap air/uap air
yang dapat digunakan antara lain kapur aktif, silika gel, asam sulfat,
aluminium oksida, kalium klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium
sulfat. Silika gel lebih sering digunakan karena memberikan perubahan warna
saat jenuh dengan air/uap air.
d. Timbangan/neraca analitik
Neraca analitik diperlukan dalam analisis kadar air, untuk menimbang
sampel sebelum dilakukan analisis sampai sampel diperoleh berat konstan setelah
pengeringan.
e. Alat
Pendukung
Jenis
alat pendukung diantaranya: krustang/penjepit dan sarung tangan.
sumber literaturnya darimana saja ya?
ReplyDelete