Beberapa alat yang biasa
digunakan dalam melakukan analisis abu dan mineral adalah alat-alat yang
digunakan analisis secara gravimetri antara lain:
1.
Cawan/Krus
Cawan/krusibel digunakan sebagai wadah sampel dalam proses
pengabuan. terbuat dari porselen atau logam inert. Krus porselen bentuk dan ukurannya
bermacam-macam; digunakan untuk memijarkan zat dan untuk mengabukan bahan.
Jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan cawan antara lain adalah
kuarsa, vycor, porselen, besi, nikel, platina, dan campuran
emas-platina. Cawan porselen paling umum
digunakan untuk pengabuan karena beratnya relatif konstan setelah pemanasan
berulang-ulang dan harganya yang murah. Meskipun demikian cawan porselen mudah
retak, bahkan pecah jika dipanaskan pada suhu tinggi dengan tiba-tiba
(Andarwulan 2010) .
2. Desikator
Desikator
ada yang terbuat dari gelas dan ada yang terbuat dari logam aluminium.
a.
Desikator yang terbuat dari gelas (Gambar 23. a), garis tengah permukaannya ±15 cm, mempunyai tutup dan
lapisan berlubang-lubang untuk menempatkan cawan porselen. Zat pengering yang
ditempatkan dalam desikator gelas adalah silika gel. Disekator ini digunakan
untuk menyimpan cawan porselen sewaktu dilakukan pemijaran dan penimbangan.
b.
Desikator yang terbuat dari logam aluminium
(Gambar 23. b.), disebut juga eksikator. Bentuk dan ukurannya
bermacam-macam. Didalamnya terdapat lempeng porselen yang berlubang-lubang
untuk menyimpan cawan porselen atau tempat lain yang diisi dengan zat yang akan
dikeringkan. Di bawah porselen berlubang ditempatkan zat pengering, misalnya
asam sulfat pekat, kalsium oksida atau silika gel.
(a) berluang besar
|
(b) berlubang kecil
|
3.
Penjepit krus (Crusible tangs)
Crusible tangs adalah alat yang digunakan untuk menjepit botol timbang dan
gelas arloji saat menimbang atau untuk memindahkan botol timbang dan gelas
arloji dari oven ke eksikator atau sebaliknya.
4.
Tanur/muffel/furnace
Tanur/muffel/furnace adalah alat yang digunakan untuk
pemanasan, dengan menggunakan suhu tinggi sampai dengan
1000 oC dan biasa dignakan untuk menganalisis kadar abu.Furnace Berasal dari bahasa latin yaitu fornax yang memiliki
arti pemanas. Pertama kali ditemukan di Balakot, peradaban lembah Indus
(2500–1900 SM), digunakan untuk pemanasan keramik. Dalam era modern,
perkembangan teknologi furnace semakin pesat seiring dengan bertambahnya
waktu. Penggunaan furnace sebagai alat untuk pemanas tidak lagi menggunakan
sistem konvensional. Saat ini telah ditemukan dan dikembangkan penggunaan furnace
dengan menggunakan sistem elektrik dengan berbagai kelebihan yang dimiliki.
Seperti penggunaan temperatur yang tinggi dalam waktu singkat, temperatur dapat
diatur sesuai kebutuhan, kerugian akibat penguapan udara panas sangat kecil,
serta pengaturan kestabilan temperatur yang lebih baik (Gambar 25).
|
|
5.
Oven
Oven
berfungsi untuk mengeringkan peralatan sebelum digunakan, dan untuk mengeringkan bahan pada proses
penentuan kadar abu dan mineral.
|
6.
Timbangan/neraca
analitik
Alat ini
berfungsi untuk menimbang bahan dengan ketelitian tinggi (0.0001 gram). Serta
digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji
kuantitatif dan proses standarisasi. Selain itu berfungsi untuk menimbang
sampel / bahan dalam analisis kuantitatif. Neraca analitik jenis ini yang
sering digunakan di laboratorium kimia.
7. Lampu spirtus/bunsen dan kaki tiga
8.
Kawat Kasa
Kawat Kasa digunakan
sebagai perata panas sekaligus alas wadah yang dipanaskan. Segi tiga porselen digunakan sebagai alat
penopang wadah bahan-bahan seperti cawan porselen yang dipanaskan diatas kaki tiga.
No comments:
Post a Comment