Abu adalah nama
yang diberikan pada semua residu non-cair yang tersisa setelah sampel dibakar, dan sebagian
besar terdiri dari oksida logam atau zat anorganik sisa hasil pembakaran
(pengabuan) suatu bahan organik. Pengabuan tersebut
merupakan proses mineralisasi untuk zat prekonsentrasi demi kepentingan
analisis kimia.Pengabuan
merupakan tahapan persiapan contoh yang harus dilakukan dalam anailisis
elemen-elemen mineral (individu).
Secara
umum abu terdiri dari garam material anorganik (misal
garam yang mengandung ion Na+, K+, dan lain-lain).
Terkadang juga mengandung mineral tertentu misal klorofil dan hemoglobin. Contoh abu:
Kandungan
abu dan komposisinya tergantung dari jenis bahan dan cara
pengabuannya. Kadar abu memiliki hubungan dengan mineral suatu bahan.
Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu
garam organik dan garam anorganik. Contoh mineral yang termasuk dalam garam
organik misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat. Sedangkan garam
anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat dan
nitrat (Selamet, dkk., 1989: 150). Selain kedua garam tersebut,
kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawa komplek yang bersifat organis,
yaito khlorofil dan hemoglobin.
Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan
sisanya merupakan unsur-unsur
mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu
tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan
organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya
tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. Produk perikanan memiliki kadar
abu yang berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI 01-2354.1-2006,
ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil diversifikasi
dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah menjadi surimi
dahulu memiliki standar kadar abu antara 0,44 – 0,69% menurut SNI
01-2693-1992. Contoh jelly fish product, yakni otak-otak, bakso dan kaki
naga.
Secara umum, ada dua jenis mineral, yaitu makromineral dan
mikromineral.
Mineral utama (mayor) atau
makromineral adalah mineral yang perlukan oleh tubuh lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral minor(trace
elements) atau mikromineral adalah mineral yang perlukan kurang dari 100
mg sehari. Contoh makromineral adalah: kalsium, tembaga, fosfor, kalium,
natrium dan klorida, sedangkan mikromineral adalah: kromium, magnesium, yodium,
besi, flor, mangan, selenium dan zinc. Pembedaan jenis mineral tersebut berdasarkan jumlah yang diperlukan
(Samsudin 1992).
Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita di
atas 100 miligram per harinya. Contoh dari makromineral ini adalah kalsium,
kalium, dan klorida. Sedangkan mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh kita di bawah 100 miligram per harinya. Contohnya adalah zat besi,
zinc, dan yodium. Komponen mineral suatu bahan sangat
bervariasi baik macam dan jumlahnya. Sebagai gambaran dapat dikemukakan
beberapa sampel sebagai berikut :
·
Kalsium (Ca)
Di antara komponen mineral yang ada, kalsium relatif tinggi pada susu
dan hasil olahannya, serealia, kacang-kacangan, ikan, telur dan buah-buahan.
Sebaliknya bahan yang kandungan kalsium sedikit adalah gula, pati dan minyak.Kalsium adalah
mineral yang terbanyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu lebih daripada 90%
bahan keras dalam tulang dan gigi. Ca diperlukan untuk pembentukan tulang yang
kuat serta gigi. Ca juga untuk pembekuan darah, penghantaran impuls saraf, dan
kontraksi otot. Peranan penting kalsium ialah mencegah penyakit osteoporosis.
Sumber : Susu, sayur-sayuran, daun-daunan, ikan kecil yang dimakan
seluruhnya.
·
Fosfor (P)
Bahan yang mengandung banyak fosfor adalah susu dan
olahannya, daging, ikan daging unggas, telur dan kacang-kacangan.
·
Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah logam yang
berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia
sehari-hari. Dalam tabel
periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi
juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling
banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya:
·
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
·
Pengolahannya relatif mudah dan murah
·
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan
dan mudah dimodifikasi
Salah satu unsur
penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Bahan yang kaya mineral besi adalah tepung gandum, daging, unggas, ikan,
seafood, telur. Sedangkan makanan yang sedikit mengandung besi adalah
susu dan olahannya, buah-buahan dan sayur-sayuran.
·
Natrium (Na)
Bahan yang banyak mengandung natrium adalah garam yang banyak digunakan
sebagai ingredient (bumbu), salted food.
·
Kalium (K)
Bahan yang banyak mengandung mineral kalium ialah susu dan hasil
olahannya, buah-buahan, serealia, daging, ikan, unggas, telur, dan
sayur-sayuran.
·
Magnesium (Mg)
Bahan yang banyak mengandung magnesium adalah kacang-kacangan, serealia,
sayuran, buah-buahan dan daging.
·
Belerang (S)
Belerang banyak terdapat dalam bahan yang kaya akan protein seperti
susu, daging, kacang-kacangan, telur.
·
Kobalt (Co)
Bahan yang kaya mineral kobalt adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.
·
Seng (Zn)
Seng
(bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Zinc merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek
kimiawi seng mirip dengan magnesium. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di
kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang
adalah sfalerit (seng sulfida). Seng
merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian,
kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat
daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal. Logam
ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara
100 sampai dengan 150 °C. Di atas
210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi
bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C)
dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik
lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium. Bahan makanan hasil laut (seafood) merupakan bahan yang banyak
mengandung unsur seng.
·
Fosfor (P)
Fungsi :
bahan pembentuk tulang dan gigi,bagian penting inti sel dalam proses oksidasi, mengatur asam basa cairan dalam darah. Sumber : susu, daging,
kacang-kacangan, padi-padian.
·
Tembaga (Cu)
Fungsi : Dalam peristiwa oksidasi tertentu, dalam pembentukan hemoglobin. Sumber
: daging, hati, kacang-kacangan, padi-padian, sayur-sayuran.
·
Natrium (Na)
Fungsi
:mengatur tekanan osmosis dalam darah, kenetralan cairan tubuh, pengerutan otot
jantung. Sumber : Garam dapur, bahan makanan dari laut, bahan makanan dari
hewan.
·
Kalium (K)
Fungsi : Diperlukan dalam semua sel, mengatur tekanan osmosis dan kenetralan
cairan tubuh. Sumber : Sayur-sayuran,padi-padian, kacang-kacangan.
·
Klor (Cl)
Fungsi :
berperan dalam Pembentukan asam klorida lambung, keseimbangan elekrolit,
mencegah kerusakan gigi. Sumber : Garam dapur, bahan makanan dari laut, bahan
makanan dari hewan.
·
Yodium (J)
Fungsi :
Sebagai Pembentukan hormon trioksin. Sumber : bahan makanan dari laut, tumbuhan
disekitar laut, garam dapur
No comments:
Post a Comment