Masalah utama
dalam pengambilan sampel adalah sampling secara representatif. Hal ini sering
tidak tercapai karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak homogen. Sebelum
dilakukan analisis dengan pengeringan perlu adanya beberapa persiapan yaitu
sebagai berikut :
a.
Penimbangan sampel
Berat
sampel ditimbang dan disesuaikan jenis sampel dan kadar air. Sampel kering
dengan kadar air kurang dari 10% menggunakan berat sampel 2 g. Sampel banyak
mengandung air menggunakan berat sampel mencapai 20 g. Agar diperoleh berat
residu kering 1-2 g sehingga kesalahan akibat penimbangan dapat dihindari.
b.
Perlakuan pendahuluan sampel atau
preparasi sampel
Sampel diterima dari konsumen atau yang diperoleh dari proses
pengambilan sampel harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya perubahan.
Setelah ditangani, sampel diberi label dan disimpan hingga waktu analisis.
Label yang diberikan memuat semua informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan
pengujian. Informasi harus tertulis jelas, akurat, dan dapat dibaca. Sampel
yang telah diberi label kemudian dicatat di dalam buku penerimaan sampel.
Pencatatan ini dimaksudkan untuk memudahkan penelusuran, apabila diperlukan
dikemudian hari. Setelah dicatat, lakukan pencatatan kebutuhan yang berkaitan
dengan pengujian sampel. Hal penting lainnya adalah menjaga integritas sampel
dan mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi silang. Ada beberapa tahap
yang berkaitan dengan penyiapan sampel uji, yaitu identifikasi, pencatatan, dan
penyiapan sampel. Dalam penyiapan sampel, penggunaan peralatan pelindung diri
harus digunakan sesuai dengan metode standar dan persyaratan keselamatan.
Pelindung yang harus digunakan tergantung dari sampel yang akan dianalisis.
Beberapa pelindung diri adalah kaca mata, sepatu dan baju (“jas lab”) khusus
laboratorium. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara coning (pembagian
secara mekanis) atau menggunakan alat riffle divider seperti gambar
dibawah ini.
(Sumber
:
www_shambhaviimpex_compcat-gifs-products-small-.htm)
Penyiapan sampel harus memberikan perlakuan khusus terhadap sampel,
misalnya pengabuan, pelarutan, penyaringan dan sentrifugasi. Tujuan dari
perlakuan tersebut adalah untuk memudahkan dalam proses analisis. Bahan yang
akan dianalisis diidentifikasi sesuai dengan metode standar dan persyaratan
keselamatan. Identifikasi ini bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan analisis.
Informasi deskripsi bahan analisis yang diperoleh selama identifikasi
selanjutnya dicatat dan dibandingkan dengan spesifikasi. Bila terdapat
ketidaksesuaian diantara keduanya,segera dicatat dan dilaporkan. Setelah
semuanya tercatat, sampel disiapkan mengikuti metode standar yang sesuai.
Contoh atau sampel yang diambil untuk analisis harus bersifat
representatif artinya mewakili sifat keseluruhan bahan. Sampel yang representatif cukup baik untuk mewakili seluruh (populasi)
bahan. Untuk mengambil sampel diperlukan sebagian kecil bahan yang akan
dianalisis. Tidak ada aturan statistik yang pasti berapa bagian dari bahan yang
harus diambil untuk sampel. Dapat diambil antara 5 – 20% apabila sudah cukup
memadai, namun apabila terlalu banyak, cukup diambil akar pangkat dua dari
berat (atau volume bahan seluruhnya). Dan sampel tersebut harus diambil dari
sebanyak mungkin tempat (bagian) sehingga seluruh bagian terwakili. Sebenarnya,
apabila bahan sudah memiliki tingkat homogenitas yang tinggi, jumlah sampel
cukup sedikit saja.
Selama menunggu analisis, kemungkinan besar sampel yang telah diambil
akan mengalami perubahan-perubahan. Oleh karena itu untuk bahan (atau komponen)
yang mudah mengalami perubahan harus diusahakan segera dianalisis atau
didahulukan dari bahan lain yang lebih stabil. Perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi selama menunggu saatnya analisis misalnya:
a) Perubahan kimiawi, misalnya oksidasi. Untuk menghindari oksidasi ini
dapat dilakukan dengan menempatkan sampel dalam wadah yang kering, dingin dan
kedap udara, atau dapat disimpan dalam
wadah yang berisi gas inert.
b) Perubahan biokimiawi atau enzimatis. Untuk bahan-bahan yang diambil
dari organisme hidup (tanaman atau hewan) kemungkinan besar masih mengalami
aktivitas fisiologis yang dpat mempengaruhi hasil pengamatan analitis. Untuk
menghindri kemungkinan perubahan biokimiawi atau enzimatis ini, sampel sebaiknya
disimpan dalam alat pendingin (bahkan mungkin pembeku atau freezer) atau dapat
pula juga diperlakukan sedemikian rupa sehingga enzim menjadi inaktif tanpa
mengubah sifat-sifat bahan yang lain.
c)
Perubahan yang
disebabkan karena adanya kontaminasi mikrobiologis. Usaha pencegahan perubahan
mikrobiologis ini misalnya penyimpanan sampel dalam suhu rendah atau dengan
penambahan pengawet anti mikrobia.
d) Perubahan fisis misalnya terjadinya penguapan sebagian komponen atau
penyerapan air dari udara sekitar oleh sampel. Masalah ini dapat ditanggulangi
dengan menyimpan sampel dalam botol bersih yang kering dan tertutup rapat.
Dapat juga dibantu dengan menambahkan bahan pengering (adsorben).
e) Perubahan mekanis, misalnya goncangan, pemanasan, pendinginan dan
sebaginya. Untuk menghindari masalah ini sampel dapat disimpan dalam wadah yang
kuat dan dapat menyerap goncangan atau bantingan.
Setelah mendapatkan sampel yang representatif, bahan sampel tersebut
umumnya perlu dipersiapkan sebelum dianalisis. Persiapan atau perlakuan yang
diperlukan misalnya meliputi: pemisahan atau penghilangan bahan asing dari
bahan, pencampuran bahan sehingga homogen, pengecilan ukuran, penghancuran dan
penghalusan. Misalnya untuk penentuan kadar air dengan pemanasan, sampel seharusnya memiliki ukuran kehalusan
lebih kecil dari 20 mesh.
Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah:
-
Sampel padat
yang akan dikeringkan hendaknya dihaluskan hingga sehalus mungkin
-
Sampel
padat disebar merata dalam botol timbang
sehingga tingginya sama
-
Bila botol
timbang bertutup, maka selama pemanasan botol dalam keadaan terbuka, tetapi
setelah selesai pemanasan hendaknya selalu tertutup sampai selesai ditimbang.
Perlakuan
pendahuluan berbeda-beda tiap sampel sesuai jenis sampel. Bahan padat
dihancurkan dahulu, dapat digiling mencapai kehalusan antara 20-40 mesh. Sampel
cair (misal : sari buah, kecap, dll) diuapkan hingga kental baru selanjutnya
dikeringkan dalam oven. Produk bakery (cake, roti) dikeringkan dalam ruangan
hangat sampai krispi, selanjutnya dihaluskan 20 mesh, lalu dikeringkan dalam
oven. Lumatkan sampel hingga homogen dan masukan ke
dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup. Bila sampel tidak
langsung diuji, simpan dalam refrigerator atau freezer sampai saatnya untuk
dianalisis. Kondisikan sampel pada suhu ruang dan pastikan sampel masih dalam
keadaan homogen sebelum ditimbang. Bila terjadi pemisahan antara cairan dan
sampel maka diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan analisis.
No comments:
Post a Comment